Teknologi di jaman yang serba maju kala ini telah banyak mempengaruhi gaya hidup sosial di lingkungan kita, banyaknya teknologi yang telah mempengaruhi kita sangat berimbas ke dalam lingkungan sekitar kita. berikut penjelasan mengenai Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Budaya Generasi Muda.
Teknologi
merupakan salah satu unsur-unsur utama dari kebudayaan, sehingga antara
teknologi dan budaya saling berpengaruh. Teknologi selalu berkembang dari zaman
ke zaman. Di zaman globalisasi saat ini, kemajuan teknologi terutama teknologi
informasi sangat diperlukan bagi kehidupan masyarakat.
Dengan
adanya kemajuan di bidang teknologi informasi maka akan berpengaruh terhadap
budaya generasi muda bangsa kita. Globalisasi telah membawa kemajuan teknologi
informasi dan mengubah beberapa kebudayaan yang sudah kita miliki.
Generasi muda adalah kelompok
masyarakat yang sangat rentan terhadap pengaruh budaya asing ini, sehingga
dalam membangun sosial budaya, terutama terhadap generasi muda itu, diperlukan
persiapan yang matang, agar mereka dapat mengambil manfaat positif dan
membentengi diri dari dampak negatif globalisasi dunia yang tengah berkembang
ini. Selaku harapan serta tumpuan bangsa dan negara yang akan melanjutkan
pembangunan di segala bidang, generasi muda harus dibekali sedini mungkin
dengan ilmu pengetahuan tentang tata cara mengambil manfaat positif dari
kemajuan teknologi informasi yang berkembang dengan deras dan pesat.
Don
Tapscott dalam bukunya yang berjudul ‘Growing Up Digital: The Rise of The Net
Generation’ (1998), menganggap kemunculan internet sebagai ruang publik yang
menawarkan berkah bagi perwujudan partisipasi semua orang. Internet telah
menjadi ruang maya untuk membangun masyarakat yang dianggap demokratis atau
sebuah cyberdemocracy. Ia pun menyoroti kebangkitan sebuah generasi baru yang
dikenal sebagai ‘the net generation’ dengan kebiasaan dan karakter tersendiri.
The Net Generation telah memasuki
budaya generasi muda saat ini, dan membawa dampak positif dan negatif. Berikut
dampak negatif dari adanya Tekonologi Informasi:
- Derasnya arus informasi dan
telekomunikasi menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap
memudarnya nilai-nilai budaya asli bangsa kita.
- Mengurangi bahkan dapat menghilangkan
ikatan batin dan moral yang biasanya dekat dalam hubungan social antar
masyarakat.
Contoh: situs jejaring sosial yang
banyak bermunculan membuat orang tak memiliki kebutuhan untuk bertemu langsung.
- Semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi
yang ada di masyarakat, seperti
lunturnya sikap ramah-tamah, gotong royong dan sopan-santun yang dipengaruhi
oleh budaya barat, seperti perubahan cara berpakaian, pemakaian yang
dicampur-campur bahasa asing (bahasa juga salah satu budaya bangsa), serta
pergaulan yang bebas.
- Terlalu menekankan pada upaya pemenuhan
berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat
menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
- Pola interaksi antar manusia yang
berubah. Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke
atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan
telepon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia
luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat
orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung
internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki
komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain
melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya
sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC)
anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.
- Penggunaan informasi tertentu dan situs
tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan pihak tertentu
untuk tujuan tertentu.
Dengan adanya teknologi informasi
juga membawa dampak positif terhadap budaya generasi muda, yaitu:
Kita akan lebih cepat mendapatkan
informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet.
Kita dapat berkomunikasi dengan
teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui teknologi yang
tersedia.
Memberikan banyak kemudahan, serta
sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Dalam bidang teknologi
masyarakat dapat menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang
telah dihasilkan dalam teknologi tersebut.
Melalui teknologi, kita dapat
melestarikan kebudayaan Indonesia ke mata dunia.
Tekanan,
kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi
globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras.
Menghemat waktu dan biaya dalam
melakukan berbagai aktivitas.
Berikut
ini Jenis cybercrime yang sasarannya generasi muda :
•Cybercrime yang menyerang individu
(Against Person)
Jenis
kejahatan ini, sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau individu
yang memiliki sifat atau kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut.
Beberapa contoh kejahatan ini antara lain :
• Pornografi
Kegiatan
yang dilakukan dengan membuat, memasang, mendistribusikan, dan menyebarkan
material yang berbau pornografi, cabul, serta mengekspos hal- hal yang tidak
pantas.
• Cyberstalking
Kegiatan
yang dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan memanfaatkan
komputer, misalnya dengan menggunakan e-mail yang dilakukan secara
berulang-ulang seperti
halnya teror di dunia
cyber. Gangguan tersebut bisa saja berbau seksual, religius, dan lain
sebagainya.
• Cyber-Tresspass
Kegiatan
yang dilakukan melanggar area privasi orang lain seperti misalnya Web Hacking.
Breaking ke PC, Probing, Port Scanning dan lain sebagainya.
• Cybercrime menyerang hak milik
(Againts Property)
Cybercrime
yang dilakukan untuk menggangu atau menyerang hak milik orang lain. Beberapa
contoh kejahatan jenis ini misalnya pengaksesan komputer secara tidak sah
melalui dunia cyber, pemilikan informasi elektronik secara tidak sah/pencurian
informasi, carding, cybersquating, hijacking, data forgery dan segala kegiatan
yang bersifat merugikan hak milik orang lain.
KASUS
CYBERCRIME
DI FACEBOOK TERHADAP GENERASI MUDA
Teknologi informasi dan
komunikasi di Indonesia sangat berkembang pesat seiring dengan kemajuan zaman.
Sudah menjadi kebutuhan yang tak terelakkan bahwa teknologi informasi dan
komunikasi bukan sesuatu hal yang hanya bisa di akses orang-orang tertentu.
Siapapun dan dari kalangan manapun mulai dari masyarakat yang hidup di daerah
perkotaan sampai yang masyarakat yang hidup di daerah pedesaan sudah bisa
mengakses teknologi ini melalui media dunia maya alias internet. Namun
tampaknya penggunaan teknologi tidak selalu berdampak positif khususnya bagi
generasi muda yang masih membutuhkan bimbingan orang tua, guru, dan orang-orang
di sekitarnya yang mampu mengarahkan mereka agar tetap berjalan pada koridor
yang benar dengan mengedepankan etika kesantunan dan kesopanan sesuai dengan
budaya ketimuran.
Kehadiran situs
jejaring sosial Facebook dalam beberapa tahun belakangan ini menjadi obat dan
terapi bagi masyarakat khususnya generasi muda dari keterisolasian dan
keterbelakangan mereka dari dunia luar yang ‘liar’. Betapa tidak, Facebook yang
didesain untuk situs pertemanan yang semestinya sudah berubah menjadi situs
‘pertemanan’ dengan bumbu dan aroma yang mempesona dan mampu memperdaya mereka
para gadis dibawah umur untuk dijadikan objek perdagangan dan pelecehan
seksual.
Baru-baru ini di
Surabaya, khalayak dicengangkan dengan adanya penjualan anak dibawah umur untuk
dijadikan objek seksual para lelaki hidung belang. Mereka diperdagangkan oleh
seseorang dengan menggunakan media Facebook. Apa sebenarnya yang memperdaya
gadis dibawah umur sehingga mau dijadikan objek perdagangan dan kejahatan
seksual? Tidak jelas latar belakang apa yang mereka jadikan alasan. Mereka
datang dari kalangan orang yang sangat mampu. Sudah barang tentu bukanlah
alasan ekonomi yang membuat mereka seperti itu. Inilah salah satu efek samping
datangnya Facebook di kehidupan kita. Begitu pula dengan kasus Nova, gadis
berumur 14 tahun yang direnggut keperawanannya setelah berkenalan dengan
seseorang lewat Facebook.
Lewat situs jejaring
sosial Facebook mereka para facebooker (sebutan untuk mereka yang mempunyai
account di Facebook) dapat memperkenalkan diri menjadi siapa pun, tanpa harus
terikat dengan kondisi riil dirinya. Melalui Facebook pula bukan tidak mungkin
mereka merepresentasikan dirinya sebagai sosok yang santun, penuh perhatian,
dan jauh dari kesan menjengkelkan. Yang penting adalah membentuk image yang
sebaik-baiknya untuk mengecoh lawan interaksinya.
Melalui Facebook mereka
dapat berkenalan dengan seseorang dan membunuh kesepian melalui layanan
chatting. Mereka bertemu dengan lawan jenisnya dan berinteraksi ke arah yang
menyesatkan. Para orang tua mungkin tidak sadar bahwa di rumah mereka
sendirilah sebenarnya banyak virus-virus jahat yang masuk tanpa mengenal waktu
melalui dunia maya. Virus tersebut mampu menginfeksi dalam sekejap mata kepada
anak dibawah umur mereka melalui Facebook. Para orang tua dan pendidik harusnya
menyadari betapa bahayanya efek negatif dari penggunaan tekhnologi informasi
dan komunikasi yang tidak terkendali.
Secara psikologis
anak-anak memang belum matang. Mereka masih sulit membedakan mana kenalan yang
benar-benar baik dan mana sebenarnya kenalan yang dapat menjadi virus yang
mampu memperdaya dan menggiring mereka menjadi objek perdagangan dan pelecehan
seksual. Kiranya peran orang tua dan para pendidik sangat penting untuk
mengarahkan dan membimbing generasi muda dari cengkraman kejahatan kemajuan
teknologi modern khususnya media dunia maya. Mari kita bersama-sama menjaga
generasi muda penerus bangsa dari rongrongan kejahatan dunia maya.
Posting Komentar